Logo

BI: Deflasi Bulanan Provinsi Jambi Masih Didorong Insentif Tarif Listrik

- Selasa, 11 Maret 2025 - 16:53:01
Ekonomi BI: Deflasi Bulanan Provinsi Jambi Masih Didorong Insentif Tarif Listrik, PETAJAMBI.COM
Foto/ist

JAMBI - Merujuk pada rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Badan Pusat Statistik (BPS), secara bulanan, inflasi Provinsi Jambi pada Bulan Februari 2025 mengalami deflasi sebesar -0,60% (mtm), lebih dalam dibandingkan deflasi Nasional sebesar -0,48% (mtm).

Dalam siaran Pers BI Jambi yang diterima Petajambi.com, Selasa (11/3) diketahui secara tahunan, Provinsi Jambi tercatat mengalami deflasi sebesar -0,27% (yoy), terpantau lebih dalam dibandingkan laju deflasi nasional yang tercatat sebesar -0,09% (yoy). Secara bulanan deflasi IHK Februari 2025 utamanya disumbang oleh Tarif Listrik dengan andil sebesar -0,68% (mtm), Daging Ayam Ras dengan andil sebesar -0,30% (mtm), bawang merah dengan andil -0,06% (mtm), jengkol dengan andil -0,05% (mtm) dan tomat dengan andil -0,02% (mtm).

Tarif Listrik merupakan komoditas penyumbang deflasi terbesar dikarenakan masih berlanjutnya insentif Pemerintah dalam bentuk diskon tarif listrik sebesar 50% untuk pelanggan rumah tangga PLN dengan daya 2.200 VA ke bawah pada periode Januari hingga Februari 2025.

Sebagai informasi, komoditas Tarif Listrik sesuai SBH Provinsi Jambi tahun 2022 memiliki bobot sebesar 4,11% atau bobot terbesar kedua setelah komoditas Bensin (4,52%).

Selanjutnya, penurunan harga Daging Ayam Ras diindikasi oleh dampak tidak langsung penurunan biaya jagung impor yang merupakan komponen bahan baku pakan ayam.

Untuk penurunan Harga Bawang Merah diindikasi oleh penyesuaian harga lokal sebagai dampak dari meningkatnya pasokan dari wilayah pemasok (Brebes, Nganjuk dan Padang).

Penurunan harga Jengkol diindikasi dengan meningkatnya pasokan di daerah penghasil (Kerinci, Bungo, Merangin dan Padang). Selanjutnya penurunan harga Tomat diindikasi dengan melimpahnya pasokan tomat terutama dari daerah penghasil seperti Kerinci dan Curup.

Di sisi lain, deflasi bulanan yang lebih dalam tertahan oleh peningkatan harga pada komoditas Emas Perhiasan, Kangkung, Kentang, Cabai Rawit dan Ikan Serai.

Peningkatan harga Emas Perhiasan diindikasi oleh pengaruh kenaikan harga emas global dan tren masyarakat Provinsi Jambi untuk membeli emas perhiasan sebelum memasuki momen Idul Fitri 1446 H.

Selanjutnya, peningkatan harga Kangkung didorong oleh tingginya permintaan masyarakat terhadap komoditas Kangkung terutama menjelang Bulan Ramadan 1446 H, serta pasokan yang terbatas karena kendala cuaca.

Kemudian, peningkatan harga Kentang diindikasi oleh keterbatasan pasokan dari sentra penghasil di Kabupaten Kerinci yang disebabkan oleh peningkatan curah hujan, selain itu juga disebabkan tingginya permintaan akan komoditas tersebut di Kerinci turut menyumbangkan kenaikan harga komoditas. Sedangkan, Peningkatan harga Ikan Serai diindikasi oleh penurunan jumlah tangkapan nelayan dari daerah Sumatera Barat karena kendala faktor cuaca.

Lebih lanjut, peningkatan harga Cabai Rawit diindikasikan karena keterbatasan pasokan dari Jawa sehubungan dengan intensitas hujan yang tinggi menyebabkan kualitas hasil panen komoditas yang rendah.  Secara tahunan, berdasarkan komoditasnya inflasi Provinsi Jambi pada Februari 2025 utamanya di sumbang oleh Emas Perhiasan (andil 0,06%), Kangkung (andil 0,05%), Kentang (andil 0,04%), Cabai Rawit (andil 0,03%) dan Ikan Serai (andil 0,03%).  

Berikut rincian perkembangan inflasi di Provinsi Jambi:

Inflasi Kota Jambi:

Bulanan: -0,84% (mtm)
Tahun Berjalan: -1,15% (ytd)
Tahunan: -0,91% (yoy)

Tarif listrik menjadi komoditas penyumbang deflasi utama dengan andil sebesar -0,79%. Diikuti dengan Daging Ayam Ras (andil -0,28%), Bawang Merah (andil -0,06%), Tempe (andil -0,02%) dan Tomat (andil -0,02%).

Di sisi lain, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh peningkatan harga pada komoditas Kangkung (andil 0,06%), Kue Kering Berminyak (andil 0,04%), Cabai Merah (andil 0,04%), Bayam (andil 0,04%) dan Ikan Dencis (andil 0,03%).

Inflasi Kabupaten Bungo:

Bulanan: -0,42% (mtm)
Tahun Berjalan: -0,88% (ytd)
Tahunan: 0,11% (yoy)

Di Kabupaten Bungo, Tarif Listrik merupakan komoditas penyumbang deflasi utama dengan andil sebesar -0,45%. Diikuti dengan Daging Ayam Ras (andil-0,21%), Bawang Merah (andil -0,17%), Jengkol (andil -0,10%) dan Petai (andil -0,06%).

Namun demikian, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh peningkatan harga Emas Perhiasan (andil 0,24%), Cabai Rawit (andil 0,11%), Sigaret Kretek Mesin (andil 0,04%), Kangkung (andil 0,04%) dan Udang Basah (andil 0,04%).

Inflasi Kabupaten Kerinci:

Bulanan: 0,09% (mtm)
Tahun Berjalan: 0,75% (ytd)
Tahunan: 1,73% (yoy)

Di Kabupaten Kerinci, Kentang  merupakan komoditas penyumbang inflasi utama dengan andil 0,14%. Diikuti dengan Ikan Serai (andil 0,14%), Cabai Hijau (andil 0,10%), Ketupat/lontong Sayur (andil 0,10%) dan Ikan Tongkol/Ikan Ambu-ambu (andil 0,08%).

Namun demikian, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga Daging Ayam Ras dengan andil -0,41%, Tarif Listrik (andil -0,40%), Jengkol (andil -0,14%), Beras (andil -0,09%) dan Santan Segar (andil -0,03%).

Ke depan, TPID Provinsi Jambi dan Kabupaten/Kota akan terus memperkuat upaya pengendalian inflasi daerah melalui berbagai program kegiatan. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan inflasi tetap terkendali pada tahun 2025 didukung berlanjutnya sinergi TPID dan Satgas Pangan serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif terkait perkembangan inflasi.(*)

 

 

 

Editor: Dodi Saputra

Sumber: KPwBI Jambi