MERANGIN - Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tingkat Provinsi Tahun 2024 digelar di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, Kamis (22/8).
Hadir dalam kegiatan tersebut Gubernur Jambi Al Haris, Direktur Analisis Dampak Kependudukan BKKBN RI Faharuddin, PLKB Ahli Utama BKKBN RI Dwi Listyawardani, Kepala Perwakilan BKKBN Jambi Putut Riyatno dan Pj Bupati Merangin Mukti dan bupati/walikota beserta Ketua PKK se-Provinsi Jambi serta pemangku kepentingan lainnya.
PLKB Ahli Utama BKKBN RI, Dwi Listyawardani dalam kesempatan itu menyampaikan sambut Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo.
Dikatakan Dwi, peringatan Harganas Ke-31 ini mengusung tema “Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas”. Hari keluarga Nasional adalah momentum untuk lebih menyadari pentingnya kehidupan berkeluarga di tengah gempuran teknologi informasi dan globalisasi yang semakin meresahkan.
"Ini merupakan tantangan zaman yang tak terelakkan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, keluarga berkualitas adalah kunci menuju Indonesia emas," kata Dwi
Dijelaskannya, sesuai UU No. 52 Tahun 2009, tugas BKKBN ada dua, yaitu pertama mencapai penduduk tumbuh seimbang yang dicirikan oleh Total Fertility Rate atau angka kelahiran total sebesar 2,1 per wanita serta yang kedua mewujudkan keluarga berkualitas yang diukur dengan Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga).
Secara Nasional TFR saat ini sudah mendekati 2,1, tepatnya saat ini, hasil pendataan keluarga thn 2023, TFR Indonesia sebesar 2,14 anak per wanita. Provinsi Jambi juga sudah cukup kecil, meskipun masih sedikit di atas angka nasional yaitu 2,26 anak per wanita. "Artinya bahwa tugas pertama mendekati tercapai, berkat program keluarga berencana yang telah dilaksanakan selama ini," jelasnya.
Dengan mendekati tercapainya replacement level ini kebijakan Keluarga Berencana mempunyai dua fungsi utama. Pertama memastikan TFR terjaga di kisaran 2,1 untuk mencapai pertumbuhan penduduk yang seimbang secara nasional. Mengingat TFR antar wilayah di Indonesia masih sangat bervariasi, salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah mengurangi disparitas TFR antar wilayah.
"Daerah dengan TFR tinggi dapat dijadikan prioritas utama dalam promosi program KB. Karena meskipun secara nasional angka TFR sudah cukup rendah, ternyata masih banyak kabupaten/kota di Indonesia yang mempunyai TFR tinggi, bahkan di atas 2,5 anak per wanita," jelasnya lagi.
Kedua, meningkatkan kesehatan reproduksi. Sekalipun dalam kondisi fertilitas yang sangat rendah, program KB harus tetap menjamin kebutuhan masyarakat akan alat kontrasepsi sehingga unmet need dapat ditekan serendah mungkin.
"Tugas kita adalah menjadikan program-program ini lebih benar-benar berpusat pada klien, berorientasi pada layanan, ramah pengguna, dan peka gender," ujar Dwi.
Tugas BKKBN yang kedua adalah mencapai keluarga berkualitas. Indeks Pembangunan Keluarga Indonesia berada pada angka 61,43. Meskipun berada pada klasifikasi berkembang namun meningkat cukup besar dibandingkan tahun sebelumnya (56,07) bahkan di atas angka nasional, yaitu 62,58.
Dikatakan Dwi lagi, pembangunan keluarga adalah pondasi utama tercapaianya kemajuan bangsa. Seperti kita ketahui bersama bahwa indikator pembangunan keluarga terdiri dari tiga dimensi, yaitu Ketentraman, Kemandirian dan kebahagiaan.
"Inilah tiga dimensi yang harus dimiliki oleh setiap keluarga di Indonesia. Tiga dimensi ini bisa dicapai jika keluarga memiliki kondisi yang sehat, anak-anaknya sehat tidak stunting, pendidikan bagus dan jaminan kesehatan yang memadai serta, pekerjaan yang layak serta kehidupan sosial yang rukun dan damai," jelasnya lagi.
Menurutnya lagi, keluarga berkualitas juga akan tercapai jika angka prevalensi stunting cukup rendah. Secara nasional, angka prevalensi stunting dari 30,8 persen tahun 2018 menjadi 21,5 persen tahun 2023.
"Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Gubernur dan seluruh jajaran karena untuk Provinsi Jambi angka prevalensi Stunting berdasarkan data SKI (2023) adalah 13,5 persen. Ini sudah sangat bagus, artinya sudah mencapai target pemerintah yaitu 14 persen. Beberapa kabupaten/kota juga sudah sangat kecil, meskipun ada yang masih agak besar," katanya.
Dwi juga menegaskan, fokus program percepatan penurunan stunting ini diarahkan kepada sasaran Catin, ibu hamil dan baduta yang berisiko stunting.
"Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah Provinsi Jambi dan Pemerintah Kabupaten/Kota se Provinsi Jambi terhadap pelaksanan Program Bangga Kencana. Terima kasih atas dukungan Bapak Gubernur dalam penyusunan GDPK di Provinsi Jambi sehingga menjadi ‘Best Practice’ contoh terbaik di tingkat nasional. Dimana Provinsi Jambi dinilai telah dengan sangat baik dalam menyusun dan memanfaatkan GDPK 5 Pilar sebagai salah satu dokumen perencanaan daerah dan arah kebijakan pembangunan pembangunan berwawasan kependudukan," jelasnya.
Ia juga berharap Harganas ke-31 Tingkat Provinsi Jambi Tahun 2024 dapat memberikan semangat baru dalam Penyelenggaraan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Banggakencana) di Provinsi Jambi sehingga bisa mencapai target yang telah ditetapkan menuju Jambi Mantap 2024 dan menyongsong Indonesia Emas 2045.
Sementara dari laporan Panitia Penyelenggara Harganas 2024, Peringatan Harganas merupakan momentum untuk mengingatkan seluruh masyarakat akan pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan untuk pembangunan bangsa.
Melalui Peringatan Harganas diharapkan dapat memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya peran keluarga dalam pembangunan bangsa.
Adapun tujuan penyelenggaraan Harganas tahun 2024 adalah mensinergikan gerak dan langkah keluarga indonesia mencegah stunting, meningkatkan peran serta kerja sama stakeholder, tokoh masyarakat dan keluarga dalam pembangunan keluarga, meningkatkan kinerja pengelola dan petugas program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting dan meningkatkan kepedulian keluarga indonesia dalam pencegahan stunting.
Adapaun rangkaian kegiatan Harganas yang digelar 2 hari itu yakni jalan santai bersama keluarga, sarapan bergizi cegah stunting, aneka lomba, pemberian paket PMT kepada 30 anak stunting program bapak asuh anak stunting (Baas), pameran gelar dagang produk usaha peningkatan perekonomian keluarga akseptor (UPPKA) unggulan kabupaten/kota se-Provinsi Jambi dan pelayanan KB.
Puncak peringatan Harganas ke-31 tahun 2024 ini juga dihadiri 1.300 orang peserta.(*)
Penulis: Dodi Saputra