BUNGO - Pemerintah Kabupaten Bungo meresmikan Sekolah Lansia Tangguh (Selantang) yang digelar di Kecamatan Bathin II Babeko, Rabu (6/11).
Persemian Sekolah Lansia dengan nama "Lansia Hepi" itu dihadiri Bupati Bungo yang diwakili oleh Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan Ir Supriyadi, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi, Kepala Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Ardani, Bathin II Babeko Yunita Ramhadani, Rio Dusun Babeko, A. Hepi dan berbagai pejabat dan tokoh masyarakat, serta perwakilan dari BKKBN Provinsi Jambi, yang menyampaikan apresiasi tinggi terhadap program ini sebagai langkah penting dalam memberdayakan masyarakat lanjut usia di Kabupaten Bungo.
Bupati Bungo diwakili Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan, Supriyadi secara resmi membuka Sekolah Lansia Tangguh tersebut. Ia menyampaikan rasa bangga atas keberadaan Selantang di Kabupaten Bungo sebagai wadah bagi para lansia untuk terus aktif dan produktif di usia senja.
Supriyadi juga mengungkapkan bahwa menjadi lansia bukanlah akhir dari segala aktivitas, melainkan bagian dari perjalanan hidup yang penuh penghargaan. Ia juga menegaskan pentingnya dukungan psikologis dan sosial bagi lansia agar tetap semangat dan mandiri.
Supriyadi juga berharap agar Sekolah Lansia Tangguh ini tidak hanya menjadi ceremonial belaka, tetapi benar-benar memberikan dampak positif bagi kesejahteraan para lansia.
"Pemerintah Kabupaten Bungo, bersama BKKBN dan dukungan dari berbagai pihak, berkomitmen untuk mendukung keberlangsungan program ini agar manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas, terutama di Kabupaten Bungo," kata Supriyadi.
Selain itu, Sekolah Lansia Tangguh diharapkan dapat menjadi contoh bagi dusun dan kelurahan lain dalam memberikan ruang belajar yang sesuai dengan kebutuhan lansia.
Program Selantang ini sejalan dengan UU No.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, yang memberikan hak pada lansia untuk mendapatkan pelayanan pendidikan dan pelatihan. Selantang mengusung konsep pendidikan non-formal yang mencakup tujuh dimensi, yaitu spiritual, sosial, emosional, fisik, intelektual, profesional dan lingkungan.
Tujuan utama program ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian lansia agar tetap aktif, sehat, dan produktif di tengah masyarakat.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi, Putut Riyatno menjelaskan bahwa peningkatan jumlah lansia di Indonesia, termasuk di Provinsi Jambi, membutuhkan perhatian dan penanganan khusus.
Program Sekolah Lansia Tangguh yang sudah berjalan di beberapa kabupaten/kota di Jambi ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk menciptakan lansia yang sehat, mandiri dan berdaya guna, serta mengatasi tantangan kesehatan dan kesejahteraan lansia.
Selain itu, masalah kesepian (loneliness) juga menjadi suatu tantangan besar, dimana lansia merasa tersisihkan, terpencil dari orang lain dan merasa berbeda dari orang lain. Lansia yang pada masa mudanya selalu dimintai pendapat, nasehat dan dianggap lebih berpengalaman seiring dengan bertambahnya usia dan kemajuan teknologi sudah tidak menjadi tempat berbagi, meminta nasehat maupun tempat bertanya.
"Kondisi inilah yang menimbulkan perasaan tidak dihargai, sudah dilupakan dan merasa bahwa dirinya berbeda dan menjadi beban bagi orang lain," kata Putut.
Untuk melawan rasa kesepian itu dibutuhkan dukungan sosial, yaitu kebutuhan agar lansia bisa terhubung dengan orang lain, memiliki kedekatan dengan orang lain dan kebersamaan di dalam kelompok.
"Di sinilah peran keluarga sangat penting, dukungan keluarga inti atau pasangan sangatlah penting dibandingkan dukungan dari orang lain yang tidak memiliki hubungan sama sekali. Adanya dukungan dan pendampingan oleh keluarga juga akan menurunkan risiko penyakit dan kematian pada lansia," ujarnya.
Pemerintah melalui BKKBN lanjut Putut, telah mengoptimalkan program pemberdayaan lansia dengan tujuan untuk mengoptimalkan fungsi fisik, sosial, mental, kognitif, ekonomi, serta spiritual lansia dalam rangka mendukung terwujudnya lansia yang SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermartabat), yaitu melalui Program Sekolah Lansia Tangguh (SELANTANG)
Program ini merupakan salah satu upaya konsep pendidikan sepanjang hayat (Long Life Education) non-formal, terutama bagi lansia yang masih potensial di dalam keluarga dan masyarakat melalui 7 dimensi lansia tangguh yakni dimensi spiritual, dimensi fisik, dimensi emosional, dimensi intelektual, dimensi sosial kemasyarakatan, dimensi profesional vokasional dan dimensi lingkungan.
Kurikulum pembelajaran yang disusun di Selantang disusun berdasarkan kebutuhan lansia setempat sehingga materi yang diajarkan berbeda pada tiap wilayah, yang melibatkan lintas sektor sebagai pegelola dan pengajar.
Dengan dibentuknya Sekolah Lansia di Bungo ini, sudah ada sebanyak 23 Selantang di Provinsi Jambi yang berada di seluruh kabupaten/kota. Selantang ini akan menempuh Pendidikan minimal 6 bulan dan maksimal 1 tahun atau minimal pertemuan 12 kali pertemuan, dengan 3 tingkatan Pendidikan (Standar 1 atau S1, Standar 2 atau S2, dan Standar 3 atau S2).
'Harapan kami, Sekolah Lansia Tangguh ini dibentuk bukan hanya sekedar seremonial belaka, namun terus dijalankan hingga manfaatnya memang benar-benar dirasakan oleh masyarakat di provinsi Jambi, khususnya di Kabupaten Bungo, tentunya atas dukungan dari Pemerintah Kab. Bungo, OPD-KB Kecamatan, mitra lintas sektor, dan seluruh Masyarakat se-Dusun Babeko," jelasnya.(*)
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi, Putut Riyatno saat menghadiri peresmian Sekolah Lansia di Kabupaten Bungo, Rabu (6/11).
Penulis: Dodi Saputra