Logo

Dihadiri Gubernur Jambi, BKKBN Launching Sekolah Lansia Tangguh di Merangin

- Rabu, 24 Juli 2024 - 08:57:20
RAGAM Dihadiri Gubernur Jambi, BKKBN Launching Sekolah Lansia Tangguh di Merangin, PETAJAMBI.COM
Launching Sekolah Lansia Tangguh BKL-Mandiri di Desa Pulau Tujuh Kecamatan Pemenang Barat, Kabupaten Merangin, Selasa (23/7). / Foto/BKKBN Jambi

MERANGIN - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jambi kembali meluncurkan Sekolah Lansia. Kali ini Sekolah Lansia Tangguh Bina Keluarga Lansia (BKL)-Mandiri di Desa Pulau Tujuh Kecamatan Pemenang Barat, Kabupaten Merangin, Selasa (23/7).

Launching Sekolah Lansia itu dihadiri langsung Gubernur Jambi Al Haris, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi Putut Riyatno, Penjabat (Pj) Bupati Merangin H. Mukti, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Merangin H. Abda’ie, Camat Pemenang dan beberapa Kepala OPD Pemkab Merangin serta Kepala Desa Pulau Tujuh.

Gubernur Jambi Al Haris menyambut baik hadirnya Sekolah Lansia yang diinisiasi BKKBN tersebut. Menurutnya Sekolah Lansia bukan hanya tempat belajar, tetapi juga wadah bagi para Lansia untuk terus produktif dan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat.

"Melalui program ini diharapkan para Lansia dapat meningkatkan kualitas hidupnya, baik dari segi kesehatan, pengetahuan maupun keterampilan," kata Haris.

Gubernur juga mengajak semua pihak berkomitmen untuk terus mendukung dan mengembangkan Sekolah Lansia Tangguh tersebut. "Mari kita jadikan ini sebagai tonggak baru dalam upaya kita meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat kita terutama bagi mereka yang telah memberikan kontribusi besar selama hidup mereka," ujarnya.

"Saya yakin dengan kerja keras, kolaborasi yang solid dan semangat gotong royong, kita mampu menjadikan sekolah lansia Tangguh ini sebagai cobtoh keberhasilan bagi daetah kita bahkan nungkin untuk sekolah negeri," kata Haris lagi.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi, Drs. Putut Riyatno, M.Kes menjelaskan, berdasarkan data BPS 2020, penduduk Lansia sebesar 26,82 juta jiwa (9,92 persen) dari populasi penduduk Indonesia. Ini menunjukkan bahwa Indonesia mendekati angka yang menuju era penduduk menua (ageing population) karena jumlah penduduk Lansia hampir menembus angka 10 persen.

Sementara jumlah Lansia Kabupaten Merangin Tahun 2023 adalah sebesar 10,05 persen dan meningkat di tahun 2024 menjadi 10,45 persen. Hal ini karena gencarnya pembangunan kesehatan dan sosial ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia khususnya Kabupaten Merangin, sehingga usia harapan hidup penduduk Indonesia mengalami peningkatan.

Sebab itu, tantangan utama yang akan dihadapi adalah terkait finansial penduduk Lansia karena tidak banyak Lansia memiliki jaminan hari tua, sehingga secara ekonomi banyak Lansia yang bergantung kepada keluarga atau anaknya, dan dikenal dengan sebutan sandwich generation.

Tantangan berikutnya, lanjut Putut, adalah terkait kesehatan terutama pada negara berkembang dan menengah karena masalah kesehatan pada Lansia akan berdampak kepada keluarga dan masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai dan ramah lansia.

Secara umum permasalahan yang terjadi pada lansia selain masalah kesehatan dan ekonomi adalah masalah kesepian, dimana Lansia merasa tersisihkan, terpencil dari orang lain dan merasa berbeda dari orang lain.

Lansia yang pada masa mudanya selalu dimintai pendapat, nasehat dan dianggap lebih berpengalaman seiring dengan bertambahnya usia dan kemajuan teknologi sudah tidak menjadi tempat berbagi, meminta nasehat maupun tempat bertanya.

Kondisi inilah yang menimbulkan perasaan tidak dihargai, sudah dilupakan dan merasa bahwa dirinya berbeda dan menjadi beban bagi orang lain. Untuk melawan rasa kesepian itu dibutuhkan dukungan sosial, yaitu kebutuhan agar Lansia bisa terhubung dengan orang lain, memiliki kedekatan dengan orang lain dan kebersamaan di dalam kelompok.

"Di sinilah peran keluarga sangat penting, dukungan keluarga inti atau pasangan sangatlah penting dibandingkan dukungan dari orang lain yang tidak memiliki hubungan sama sekali. Adanya dukungan dan pendampingan oleh keluarga juga akan menurunkan risiko penyakit dan kematian pada Lansia," kata Putut menjelaskan.

Permasalahan tersebut menjadi isu kelanjutusiaan yang harus mulai dipersiapkan dan diantisipasi kemungkinan permasalahan yang akan muncul seiring semakin menuanya penduduk di Indonesia, maka diperlukan program yang mendukung terwujudnya Lansia yang SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermartabat).

Berbagai kebijakan untuk mewujudkan Lansia yang SMART sudah ditetapkan termasuk kebijakan lnternational. Seven Dimension of Wellness yang dikembangkan oleh International Council on Active Ageing (ICAA) yang intinya Lansia perlu terus diintervensi (stimulasi) pada aspek spiritual, intelektual, vokasional/hobi, sosial, fisik/kesehatan, emosional dan lingkungan.

Indonesia akan menghadapi tantangan khusus karena proses penuaan yang cepat. Indonesia harus mampu mengantisipasi dan menempatkan proses penuaan sebagai tantangan khusus karena terjadi pada situasi tingkat pendapatan yang relatif rendah.

Atas dasar tersebut, dikembangkan berbagai kebijakan sebagai salah satu upaya komprehensif dari pemerintah agar Lansia tidak menjadi beban, baik dalam keluarga maupun masyarakat tetapi dapat menggali potensinya.

Oleh karena itu, BKKBN bekerja sama dengan Yayasan Indonesia Ramah Lansia (IRL) menyelenggarakan Sekolah Lansia. Sekolah Lansia merupakan salah satu upaya konsep pendidikan sepanjang hayat (Long Life Education) non-formal, terutama bagi Lansia yang masih potensial di dalam keluarga dan masyarakat melalui 7 dimensi Lansia tangguh yakni dimensi spiritual, dimensi fisik, dimensi emosional, dimensi intelektual, dimensi sosial kemasyarakatan, dimensi profesional vokasional dan dimensi lingkungan yang sudah termuat dalam buku panduan Sekolah Lansia di kelompok BKL yang diharapkan dapat membantu para pemangku kepentingan dalam merencanakan program Pembangunan Keluarga, dalam upaya meningkatkan pengembangan program kelanjutusiaan melalui pembentukan Sekolah Lansia di kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) di seluruh Indonesia dalam mewujudkan lansia tangguh yang SMART.

Kurikulum pembelajaran yang disusun di Selantang disusun berdasarkan kebutuhan Lansia setempat sehingga materi yang diajarkan berbeda pada tiap wilayah.

Putut juga menjelaskan, pada tahun 2024 ini, Provinsi Jambi diamanahkan untuk membentuk Sekolah Lansia di seluruh kabupaten/kota se-Provinsi Jambi.

"Dan Alhamdulillah pada hari ini Kabupaten Merangin menjadi kabupaten/kota ke-V pembentukan Sekolah Lansia Tangguh di Provinsi Jambi setelah Kabupaten Muarojambi, Kota Jambi, Kota Sungaipenuh dan Kabupaten Tanjungjabung Timur. Untuk Kabupaten Muarojambi dan Kota Jambi sudah melanjutkan Sekolah Lansia Tangguh (Selantang) Standar 2 Tahun ini," kata Putut.

Ia berharap Sekolah Lansia Tangguh ini juga selanjutnya dibentuk di seluruh kecamatan jika perlu desa se-Kabupaten Merangin.

Dalam pelaksanaannya, lanjut Putut, Sekolah Lansia Tangguh membutuhkan dukungan bukan hanya dari OPD-KB saja, namun juga dari seluruh lintas sektor terkait, dengan harapan program Sekolah Lansia Tangguh bukan hanya sekedar ceremonial belaka, hanya merealisasikan program pemerintah saja, namun dampaknya memang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat di provinsi Jambi, khususnya di Desa Pulau Tujuh Kecamatan Pamenang Barat, Kabupaten Merangin.

"Kami sangat percaya, dengan dukungan yang luar biasa dari Bupati beserta Ketua TP-PKK Kabupaten Merangin dapat memberikan pengaruh yang signifikan dalam mengarahkan seluruh Kepala Desa untuk melakukan program yang sangat strategis ini demi terwujudnya bonus demografi. Dan kami juga sangat percaya, Kepala Desa Pulau Tujuh yang telah berkomitmen membentuk Selantang ini, semoga tetap memberi dukungan baik moril maupun materil dalam menjalankan amanah menjadi penanggungjawab Sekolah Lansia Tangguh," ujarnya.

BLKBN berharap kegiatan Sekolah Lansia tidak hanya terlaksana pada tahun ini saja, namun dapat terus dilanjutkan di tahun-tahun kedepannya. Dukungan dari lintas sektor sangat dibutuhkan demi suksesnya kegiatan tersebut.

"Kami sangat menanti tiba saatnya nanti wisuda para Lansia Selantang Mandiri dan Launching Selantang di Wilayah lain di Kabupatem Merangin Tahun 2024 ini," kata Putut menambahkan.(*)

 

Launching Sekolah Lansia di Merangin, Selasa (23/7).

 

 

Penulis: Dodi Saputra