Logo

Wakil Ketua Komisi III Telusuri Penyebab Kemacetan di Jembatan Aurduri

- Sabtu, 01 Juni 2024 - 20:30:38
Suara Legislator Wakil Ketua Komisi III Telusuri Penyebab Kemacetan di Jembatan Aurduri, PETAJAMBI.COM
Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Jambi saat meninjau jembatan Aurduri 1, Kamis (30/5). / Foto/Ist

JAMBI - Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Jambi, Ivan Wirata didampingi PPK 1.3 BPJN Provinsi Jambi, Rudi Juharni meninjau Jembatan Aurduri I karena di Jembatan tersebut kerap terjadi kemacetan.

Hasil penelusurannya, Ivan mengatakan, kemacetan itu akibat berlobangnya diantar pembatasan jembatan yang sudah melebar, sehingga pengemudi roda dua maupun roda empat terpaksa mengurangi kecepatan kendaraannya.

“Maka dari itu kita berharap dengan adanya kita turun kali ini bersama pihak balai (BPJN), perbaikan ini dapat dilakukan secara permanen,” kata Ivan, Kamis (30/5).

Jembatan Aurduri I itu terlihat ramai dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Di beberpa titik yang menjadi permasalahan itu, antara pembatas jembatan tampak sudah memiliki jarak yang mencapai 10 sentimeter, dengan bentuk berlobang yang memotong jembatan tersebut.

Ivan mengatakan, yang telah sudah, jembatan ini kerap diperbaiki namun hanya bertahan sementara. Sebab itu ia meminta agar pihak BPJN memperbaiki jembatan Aurduri I bersifat permanen sehingga tidak lagi menyebabkan kemacetan.

“Dalam penangganannya selama ini menggunakan sistem Expansion joint atau perbaikan bersifat sementara, kalau ini di perbaiki secara darurat bertahan hanya 1 bulan, ini tentu tidak akan menyelsaikan masalah,” jelas Ivan.

Sementara PPK 1.3 BPJN, Rudi Juharni mengakui ada 4 titik yang berlobong disepanjang jembatan Aurduri I. Dua diantaranya terletak di bagian awal masuk jembatan dari arah Kota Jambi, dua lainnya saat keluar jembatan.

“Yang agak besar ada 4 titik, untuk 1 meter perseginya menghabiskan biaya perbaikan hingga Rp15 juta, sementara panjangnnya sekitar 7 meteran,” kata Rudi.

Adapun untuk anggaran 1 titik lobang jembatan itu menghabiskan biaya hingga sekitar Rp105 kuta, dengan keseluruhan atau di 4 titik itu, maka menghabiskan biaya berkisar di Rp420 juta.

Sedangkan untuk bahan di pesannya dari perusahaan yang berada di Jakarta, yang akan tiba pada dua bulan mendatang. Sementara untuk perbaikan menghabiskan waktu tujuh hari.(*)

 

 

 

Penulis: Dodi Saputra