Kepala Perwakilan BI Provinsi Jambi, Warsono tengah memaparkan perkembangan perekonomi Provinsi Jambi, Senin (24/6).

BI Paparkan Perkembangan Perekonomian Provinsi Jambi

Posted on 2024-06-24 23:57:47 dibaca 895 kali

JAMBI - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Warsono memaparkan perkembangan perekonomian Provinsi Jambi dalam Forum Ekonomi dan Bisnis Jambi, Senin (24/6).

Diseminasi laporan perekonomian Provinsi Jambi triwulan 1 2024 itu untuk memberikan gambaran yang komprehensif mengenai perkembangan ekonomi daerah, termasuk di dalamnya perkembangan sistem pembayaran, pengedaran uang rupiah dan prospek perekonomian Provinsi Jambi di tahun 2024.

"Dengan informasi dan asesmen tersebut, diharapkan berbagai pemangku kepentingan di Provinsi Jambi dapat terbantu dalam memahami, melakukan kajian yang lebih mendalam ataupun mengambil kebijakan yang komprehensif dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan ekonomi," kata Warsono.

Ia mengatakan kolaborasi lintas sektor, baik antara pemerintah, swasta, akademisi, maupun masyarakat, diperlukan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi.

"Dengan adanya partisipasi aktif dari berbagai pihak, diharapkan akan tercipta sinergi yang kuat dalam mewujudkan konektivitas yang optimal, memberikan perspektif yang beragam dan memperkaya diskusi mengenai pengembangan infrastruktur connectivity dan ekonomi daerah," jelas Warsono.

Terkait perkembangan kinerja perekonomian Jambi, Warsono menjelaskan pada triwulan I 2024, PDRB Provinsi Jambi tercatat tumbuh sebesar 3,83 persen (yoy), melambat dibandingkan triwulan IV 2023 yang tercatat tumbuh 4,03 persen (yoy).

Melambatnya kinerja PDRB Provinsi Jambi dipengaruhi antara lain oleh perlambatan ekonomi global yang menahan permintaan komoditas unggulan, serta belum kembali pulihnya kinerja 2 LU utama yaitu pertanian dan pertambangan.

Sedangkan berdasarkan kelompok pengeluaran, permintaan domestik menjadi penopang kinerja PDRB Provinsi Jambi di tengah tekanan dinamika eksternal. Hal tersebut, tercermin dari kinerja positif Konsumsi RT dan Konsumsi Pemerintah seiring dengan masuknya bulan Ramadhan pada priode laporan serta penyelenggaran pemilu 2024.

Sementara berdasarkan 5 LU utama penopang pertumbuhan ekonomi Jambi, secara keseluruhan LU mengalami perlambatan pada triwulan laporan. Adapun LU Pertambangan sebagai tiga dari LU yang memiliki pangsa terbesar masih mengalami kontraksi pada TW I-2024. Hal tersebut dipengaruhi oleh harga acuan batubara yang masih menunjukkan tren pelemahan seiring dengan isu perlaihan energi terbarukan serta dampak penghentian sementara operasional jalur batubara via darat.

Selanjutnya LU Konstruksi masih mengalami pertumbuhan meskipun melambat, pertumbuhan tersebut didorong oleh masih berjalannya proyek strategis nasional (PSN) JTTS Bayung Lencir-Tempino Seksi 3.

Adapun LU Perdagangan masih menunjukkan tren Pertumbuhan positif didukung oleh terjaganya aktivitas ekonomi domestik dan mobilitas masyarakat yang cenderung tinggi di Bulan Ramadhan dan memasuki HBKN Idul Fitri.

Ke depan, tetap kuatnya permintaan domestik serta berlanjutnya berbagai pengerjaan proyek infrastruktur diprakirakan mendorong pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, dampak lanjutan el-nino di level moderat serta perubahan iklim dapat menganggu siklus tanam Tabama, Holtikultura serta TBS Kelapa Sawit.

Dengan berbagai dinamika dan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tahun 2024 diprakirakan tumbuh dalam kisaran 3,80 persen - 4,60 peraen.

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah baik dengan pusat dan daerah sehingga risiko-risiko ke depan dapat kita antisipasi bersama," kata Warsono.

Bank Indonesia juga meyakini inflasi 2024 tetap terkendali dalam sasarannya terutama terdapat beberapa tantangan yang perlu diperhatikan salah satunya adalah risiko iklim yang dapat mempengaruhi ketersediaan komoditas VF.

Sebab itu, lanjut Warsono, dalam pengendalian inflasi VF diperlukan dukungan sinergi pengendalian inflasi TPIP dan TPID melalui GNPIP serta terus mempererat sinergi dengan pemerintah pusat dan daerah sehingga dapat memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran 2,5±1 persen pada 2024.

Untuk perkembangan keuangan daerah, penyaluran kredit perbankan di Provinsi Jambi pada Triwulan I-2024 terpantau tumbuh meningkat sebesar 25,43 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan Triwulan IV-2023. Pertumbuhan kredit tertinggi terdapat pada LU Industri. Di sisi lain, kredit LU Pertambangan dan Pertanian masih mengalami kontraksi pada triwulan laporan.

Berdasarkan jenis penggunaannya, pada Maret 2024, kredit konsumsi memiliki pangsa pasar terbesar yaitu 42,60 persen, kemudian kredit modal kerja sebesar 30,32 persen dan kredit investasi sebesar 27,08 persen.

Kemudian pertumbuhan DPK Provinsi Jambi tumbuh pada triwulan I-2024, meningkat dibandingkan Triwulan IV-2023. Jumlah DPK yang dihimpun oleh perbankan mencapai Rp 44,50 triliun. Pertumbuhan DPK tersebut disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan yang terjadi pada giro sebesar 3,07 persen (yoy), tabungan sebesar 1,40 persen (yoy),m dan deposit sebesar 1,94 persen (yoy).

Selanjutnya ketahanan sistem keuangan tetap terjaga baik, hal tersebut tercermin dari rasio kredit bermasalah perbankan (Non Performing Loan/NPL)  Provinsi Jambi yang tercatat rendah 1,03 persen. Angka tersebut masih di dalam thresholf yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5 persen.

Kemudian, Loan to Deposit Ratio (LDR) pada triwulan laporan sebesar 115,51, atau tumbuh sebesar 7,45 persen (yoy). Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh peningkatan penyaluran kredit pada triwulan laporan.

Untuk penyelenggaraan sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah, perkembangan sistem pembayaran nontunai di Provinsi Jambi menunjukkan pertumbuhan yang positif, tercermin dari peningkatan jumlah user dan merchant QRIS serta peningkatan nominal transaksi RTGS.

Selanjutnya, program sembako juga terpantau berjalan baik dicerminkan dari realisasi penyerapan program sembako yang mencapai >90 persen dari target. Dari sisi PUR, terjadi net inflows pada Triwulan I 2024 seiring dengan kebutuhan ULE pada momentum HBKN Ramadhan dan Idul Fitri 1445 Hijriah.

Dari sisi nontunai, jumlah merchant QRIS di Provinsi Jambi pada Triwulan I tercatat sebanyak 309,16 Ribu atau tercatat meningkat sebesar 35,98 persen (yoy). Sejalan dengan hal tersebut, jumlah pengguna QRIS di Provinsi Jambi juga terpantau mencapai 516,81 ribu atau tercatat meningkat sebesar 43,14 persen (yoy).

Lebih lanjut, nominal transaksi RTGS pada Triwulan I 2024 tercatat tumbuh sebesar 1,74 persen (yoy), meskipun volume transaksi RTGS tercatat menurun sebesar 13,08 persen (yoy).

Selain itu, program bansos sembako telah diserap oleh 165.074 ribu Keluarga Penerima Manfaat atau terealisasi sebesar 90,05 persen dari target penyaluran bansos.

Dari sisi pengelolaan uang rupiah, pada triwulan I 2024, jumlah aliran uang masuk dan keluar masing-masing sebesar Rp2,40 triliun dan Rp3,16 triliun. Berdasarkan realisasi tersebut, di Provinsi Jambi terjadi net outflows sebesar Rp755,11 miliar.  

Terkait perkembangan perekonomiam tersebut, Bank Indonesia Jambi kata Warsono berkomitmen untuk memperkuat respons kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan penguatan sinergi pengendalian inflasi.

"Salah satunya dengan mendorong pengembangan produk unggulan daerah dengan meningkatkan produktivitas serta pemanfaatan teknologi digital. Kemudian, melakukan penguatan UMKM melalui perluasan akses pasar serta pembiayaan," tambah Warsono.(*)

 

 

Editor: Dodi Saputra
Sumber: KPwBI Jambi
Copyright 2023 Petajambi.com

Alamat: Jl. Depati Parbo, Kelurahan Pematang Sulur, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, Kode Pos (36129)

Telpon: -

E-Mail: petajambi574@gmail.com