KUALATUNGKAL - Dinas Perhubungan Kabupaten Tanjungjabung Barat kembali mengajukan pembangunan lima Halte Sungai di Wilayah Kabupaten Tanjungjabung Barat untuk memudahkan aktivitas warga yang menggunakan transportasi sungai, karena ketika air surut aktivitas pelabuhan dan dermaga terhenti.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tanjungjabung Barat, Syamsul Juhari mengatakan, aktivitas angkutan sungai di wilayah Kabupaten Tanjungjabung Barat kerap terkendala karena perairan di Pesisir Timur Jambi itu merupakan perairan pasang surut.
"Ketika kondisi air sedang surut maka aktivitas di pelabuhan dan dermaga penumpang dan barang terhenti dan harus menunggu air pasang," kata Syamsul saat memantau aktivitas di Halte Sungai dan Dermaga Pulau Sapat di Desa Kuala Baru, Kecamatan Seberang Kota, Kamis (26/6).
Sebab itu, lanjutnya, dalam upaya memperlancar arus transportasi tersebut diperlukan Halte Sungai dan dermaga yang mampu mencapai perairan yang lebih dalam ketika kondisi air sedang surut.
"Sehingga ketika air pasang ataupun surut tidak menggangu aktivitas angkutan penumpang dan barang," jelas Syamsul lagi.
Ia juga menjelaskan, di Kabupaten Tanjungjabung Barat sudah dibangun 15 Halte Sungai yang memudahkan masyarakat menggunakan transportasi sungai. Seperti Halte Sungai Pulau Sapat yang padat aktivitasnya, bahkan warga dari Kepulauan Riau pun menyeberang ke Kuala Tungkal melewati Halte Sungai dan Dermaga Pulau Sapat tersebut.
Namun kata Syamsul masih banyak Dermaga yang menjadi akses utama warga menyeberang sungai terkendala ketika kondisi air sedang surut.
Syamsul juga mengungkapkan, pihaknya tengah menyusun dokumen untuk diajukan di anggaran perubahan tahun 2025 ini. Dimana sebanyak lima Halte Sungai yang diajukan rencananya dibangun di Kecamatan Pengabuhan dan Kecamatan Senyerang. Karena Halte Sungai tersebut bermanfaat bagi masyarakat pengguna transportasi sungai.(*)
Editor: Dodi Saputra